Tahdzir
A.
Uslub Tahdzir (التحذير)
Tahdzir adalah larangan bagi sesorang tentang suatu hal
yang dibenci untuk dihindari. Syarat-syarat dalam tahdzir antara lain:
1.
Muhadzir: seseorang yang melarang orang lain.
2.
Muhadzar: seseorang yang diberi peringatan.
3.
Muhadzar minhu/mahdzur: perkara yang dibenci atau
dijauhi.
B.
Bentuk Tahdzir
Dalam ighro’
terdapat beberapa susunan atau pola-pola gramatika, antara lain:
1.
Hanya menyebutkan muhadzar minhu yang berupa isim dzahir.
Contoh: (البردَ)untuk melarang anak kecil memakai pakaian tipis saat cuaca dingin.
البردSebagai maf’ul bih dari fi’il احذر yang dibuang, asli kalimatnya; احذرالبردَ
Boleh juga mengucap احذر البرد yakni dengan mengucap fi’il, akan
tetapi syarat yang mendasar pada kaidah ini tidak menyebutkan fi’il.
2.
Menyebutkan muhadzar minhu yang berupa isim dzahir
kemudian mengulangnya, atau dengan mengathafkan isim yang sepadan dengannya.
Contoh:
a.
البردَ البردَ berkedudukan sebagai maf’ul bih dan
yang kedua sebagai taukid dari sebelumnya.
b.
البردَ والمطرَ berkedudukan sebagai maf’ul bih dan
المطر
sebagai ‘athaf dari .البرد
3.
Menyebutkan isim dhahir yang dimudhafkan pada “kaf
mukhatab” yang kembali pada muhadzir.
Contoh: (رأسكَ)seperti ucapan ketika memberi peringatan pada seseorang untuk menghidari
tembok.
Boleh juga mengucap
رأسكَ رأسكَsebagai taukid. atau رأسك ووجهك menyebutkan isim yang sepadan dengan
sebelumnya sebagai ‘athaf.
4.
Menyebutkan isim dhahir yang mudhaf pada “kaf mukhatab”
yang kembali pada muhadzar disertai dengan mengathafkan isim yang lain.
Contoh: رأسكَ والجدارَ seperti peristiwa sebelumnya atau يدكَ والسكينَuntuk memperingatkan seseorang tentang pisau, asli
kalimatnya صُنْ يدك وأبعدْ السكين :
5.
Menyebutkan muhadzar yang berupa dhamir manshub ( dan lain-lain),
dan setelahnya berupa muhadzar minhu yang didahului dengan wawu.
Contoh: إيّاك والكذب . dhamir mansub yang diikuti dengan wawu ‘athaf
sebelum muhadzar minhu.
6.
Menyebutkan muhadzar yang berupa dhamir mansub, dan
setelahnya berupa muhadzar minhu yang dimajrurkan oleh (من).
Contoh:إيّاك من الكذب dhamir mansub
yang diikuti huruf jar.
7.
Menyebutkan muhadzar yang berupa dhamir mansub, yang mana
muhadzar minhu tidak didahului dengan و atau من.
Contoh: إيّاكم اتباع هوى النفس. اتباعBerkedudukan sebagai maf’ul bih yang kedua, dan kalimat
اتباع هوى النفس sebagai jumlah
idhafah.
Ighro’ (الإغراء)
A.
Uslub Ighro’
Adalah anjuran pada seseorang tentang suatu hal yang baik
dan terpuji ataupun sesuatu yang disukai. Syarat-syarat terbentuknya ighro’ ada
tiga, yaitu:
1.
Mughri
(مغري) : orang yang berbicara.
2.
Mughro
(مغرى) : orang yang diajak bicara
3.
Mughro bih (مغرى به) : sesuatu yang
terpuji atau yang disukai.
B.
Bentuk-bentuk ighro’
Dalam ighro’ terdapat beberapa susunan atau pola-pola
gramatika, antara lain:
1.
Mengulang isim yang disukai (mughro bih).
Contoh: الصلاةَ، الصلاةَ
الصلاة yang pertama sebagai maf’ul bih
dari fi’il "الزم" yang dibuang. Sedangkan
الصلاة yang kedua sebagai taukid
dari isim yang pertama.
2.
Menyebutkan mughro bih disertai dengan ‘athaf dan isim
terpuji lainnya.
Contoh: الإخلاصَ والطاعةَ
الإخلاص maf’ul bih dari fi’il yang dibuang,
و huruf ‘athaf dan الطاعة ma’thuf ‘alaih.
3.
Menyebutkan mughro bih yang mudhof dengan dhamir
mukhatab. Seperti contoh syair:
أخاك أخاك إنّ من لا أخاله # كساع إلى الهيجا بغير سلاح
Kalimat idhafah dari (أخاك) .أخاكSebagai mudhof dan (ك)sebagai dhamir muttashil berkedudukan sebagai mudhof
ilaih.
Boleh minta ig atau Wa atau fb ?
BalasHapus