Selasa, 26 Juni 2012

pengelolaan kelas


     Definisi Pengelolaaan Kelas
Pengelolahan kelas merupakan ketrampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.[1]
Dalam pembelajaran di kelas, guru merupakan manajer. Dengan pengertian ini guru adalah orang yang menjalankan tugasnya manajemen tentunya menekankan pada keharusan adanya kemampuan yang harus dimilki guru dalam manajerial.
Kelas bukanlah semata-mata suatu ruangan tempat belajar mengajar antara guru dengan siswa, serta bukan hanya suatu bangunan fisik yang terdiri peralatan belajar mengajar. Tetapi lebih dari itu, kelas merupakan suatu organisasi kecil yang unik dalam pendidikan nasional. Dikatakan sebagai organisasi kecil karena walaupun lingkup anggota dan struktur yang terbatas, tetapi kelas memiliki sifat umum sebagaimana layaknya organisasi.

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah:[2]
1.      Kehangatan dan keantusiasan
Hangat dan antusias sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugas atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolahan kelas.
2.      Tantangan,
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar, sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
3.      Bervariasi,
Penggunaan alat atau media, atau alat bantu, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, dan meningkatkan perhatian anak didik. Kevariasian dalam penggunaan apa yang telah disebutkan di atas merupakan kunci untuk tercapainya pengelolahan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
4.      Luwes,
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah munculnya gangguan anak didik serta menciptakan iklim belajar mengajar secara efektif. Keluwesan dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan anak didik, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.
5.      Penekanan pada hal positif,
Pada dasarnya mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian anak didik pada hal-hal yang negative.
6.      Penanaman disiplin diri,
Tujuan akhir dari pengelolahan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri.
Tugas utama guru adalah menciptakan suasana di dalam kelas agar terjadi interaksi belajar-mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik. Dalam kegiatan belajar, pengaturan kelas dan pengajaran keduanya sangatlah penting dan saling tergantung. Untuk mencapai keberhasilan pengajaran sangat tergantung pada tehnik pengelolaan kelas serta pengorganisasiannya. Pengorganisasian kelas adalah suatu rentetan kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif, yang meliputi[3]:
a.       Tujuan pengajaran, merencanakan dan merumuskan tujuan instruksional yang hendak dicapai.
b.      Waktu yang tersedia dalam jadwal untuk setiap pelajaran.
c.       Pengaturan ruang belajar dan perabot pelajaran di kelas.
Pengaturan siswa dalam belajar (individu atau kelompok).


[1]  Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Rosdakarya (Bandung:2005) hal:91
[2]  Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Rosdakarya (Bandung:2005) hal:92
[3] Conny Semiawan, dkk. Pendekatan Ketrampilan Proses, (Jakarta: PT Gramedia, 1985), hal. 63

Tidak ada komentar:

Posting Komentar